Awalnya karena Uang

Sebelumnya sekitar 3 mingguan yang lalu saya di amanahkan oleh ibu saya buat melatih tim nasyid dari SMP Negeri 3 Pekanbaru yang akan mengikuti perlombaan nasyid antar SMP se-Kota Pekanbaru. Kebetulan ibu adalah guru agama dari SMP tersebut dan saya juga salah satu alumni. Awalnya memang malas menerima tawaran itu, karena memang susah mengontrol anak smp. Namun berhubung katanya dapat bayaran, ya okelah...itu lah alasan pertama saya menerima tawaran jadi pelatih, “karena uang”.

Seiring berjalannya waktu, dan latihan demi latihan pun dijalani bersama anak-anak. Hingga kami mulai akrab satu sama lain, akhirnya harapan akan uang itu lambat laun tersingkirkan. Menjadi juara 1 dan membuat anak-anak bahagia justru lebih saya prioritaskan. Melihat semangat mereka untuk latihan, rasanya semakin ingin dan semangat melatih mereka. Yang terpenting bagi seorang pelatih yaitu, bagaimana menempatkan posisi kita setara dengan anak-anak. Jadikan mereka seperti teman. Latihan dengan santai tapi pasti dan serius. Begitulah yang saya lakukan. Tidak lupa motivasi dan berbagai penjelasan tentang nasyid telah saya utarakan kepada mereka agar mereka selalu optimis.

Sempat sebelum perlombaan tanggal 5 Mei lalu, mereka menampilkan hasil latihannya dihadapan guru-guru disekolah. Alhasil kacau balau. Bahkan di sepelekan oleh para guru karena nyanyinya kacau. Saya cukup kaget mendengar berita itu, padahal waktu latihan menurut saya sudah lumayan bagus untuk standar anak SMP. Akhirnya kesalahan itu segera diperbaiki. Latihan H -1 dirumah saya adalah gladi bersih. Saya tekankan pada mereka untuk tidak mengulang kesalahan ketika dihadapan guru-guru saat perlombaan.. Mereka harus buktikan kepada guru-guru bahwa sebenarnya jauh lebih baik dari itu.

Tibalah saatnya perlombaan. Mereka undian 15 dari 23 sekolah yang berpartisipasi dalam acara lomba tersebut. Setelah saya lihat penampilan mereka saat dipanggung. Saya optimis mereka bisa juara. Dan ketika diumumkan, benar. Gelar JUARA 1 pun berhasil mereka raih. Alhamdulillah. 

Melihat mereka bahagia, saya pun turut bahagia. Bahkan saya sudah jauh melupakan uang yang dijanjikan sekolah sebagai bayaran pelatih. Sepertinya melihat mereka senang dapat juara, itu sudah merupakan bayaran yang mahal buat saya. Karena itu kan berarti tanggung jawab saya sebagai pelatih selesai dan berakhir sesuai harapan. Saya senang bisa berguna bagi orang lain. Apalagi anak-anak itu bisa membawa nama baik sekolahnya.  Awalnya karena uang, namun pada akhirnya saya sadar, ada yang lebih membahagiakan daripada sekedar dapat uangnya ^_^ .