Breakwater atau biasa disebut pemecah gelombang merupakan salah satu ilmu-ilmu aplikasi sipil laut atau pelabuhan. Pada pelabuhan fungsi pemecah gelombang sangat diperlukan untuk membuat kolam labuh di mana kapal-kapal dapat bersandar dengan tenang. Pada hakekatnya fungsi pemecah gelombang,sesuai namanya, memecah energi potensial gelombang air laut berkecepatan tertentu dengan korelasi tinggi gelombang tertentu sehingga gelombang yang ditransmisikan berenergi lemah. Kelemahan ini direkayasa dengan maksud tertentu, misalnya tadi untuk pelabuhan agar kapal merapat dengan tenang, di sisi lain agar gelombang tidak erosif (abrasi) akibatnya daratan tidak “termakan” laut, atau untuk maksud tertentu seperti untuk wisata bahari.
Generasi ke dua didominasi dengan bentuk-bentuk menjari karena diharapkan dapat membuat interkoneksi antar unit ketika dimasukkan ke dalam laut. Kata diharapkan sengaja dipakai karena untuk membuatnya demikian sangatlah sulit sesuai dengan model di laboratorium karena dimensi yang besar dan berat serta medan di laut. Namun demikian jika dibandingkan dengan generasi pertama interkoneksi generasi ke dua lebih baik tetapi masih bersifat random. Random artinya pada satu bagian interkoneksi sangat baik,di bagian lain sedang dan di bagian lainnya tidak baik (renggang). Nah kondisi ini sangatlah akan berakibat buruk pada jangka panjang karena bagian yang berinterkoneksi buruk akan lepas menyebabkan menurunkan bagian yang sedang serta bagian yang baik dan akhirnya rontok semua. Hal ini seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini
Generasi ke 3 dimulai dengan penelitian seorang ilmuwan dan insinyur dari UGM yaitu Ir. Wasi Tri Pramono MASc.,PhD. Pada telitiannya beliau menemukan dan mengukur secara simultan (pada t yang sama) tiga gaya yang bekerja pada saat gelombang pecah (gelombang mengenai bangunan breakwater). Dari penelitian tersebut kemudian beliau di University of Windsor menciptakan apa yang disebut sebagai Integrated Armour System. Disebut sebagai generasi ke 3 karena mulai dari pendekatan masalah serta bentuknya sangat jauh berbeda dengan konsep yang melatarbelakangi kedua generasi sebelumnya. Integrated Armour System atau disingkat sebagai IAS mendasarkan dari distribusi gaya pecah pada satu batuan ke batuan di belakangnya, demikian seterusnya dan seterusnya sampai gaya menghilang karena gaya dibelokkan oleh slope. Perambatan gaya dilakukan melalui konektor khusus yang melalukan gaya desak dan gaya tarik. Dengan mekanisme kerja seperti ini maka tidak diperlukan batuan-batuan yang besar. Susunannya yang berpelana kuda membuat konstruksinya tahan akan goncangan gempa yang sering terjadi dan juga sangat kuat menghadapi tsunami (kekuatan desak hingga 200 T ) .
Sumber : www.ilmusipil.com
{ 0 komentar... read them below if any or add comment }
Posting Komentar
Silahkan komentar apa saja, mau OOT juga ga masalah, kecuali :
1. Ninggalin link hidup
2. SPAM
3. komentar dari obat bisul, dan obata2an mengerikan lainnya
hehehe....