Semoga penyakit bisul, ciri-ciri penyakit brionkritis, obat kronis, dan segala jenis obat-obatan tradisional yang suka menyampah di komentar, tidak mengulangi perbuatan sialnya lagi dipostingan ini. Trauma ngeliat komen tiba-tiba udah ratusan ternyata isinya penyakit semua, emangnya gue penyakitan apa ?!! mendingan pergi tuh ke Palestina, bantuin para Muslimin yang tertawan.
oke abaikan..
Mungkin dibeberapa Universitas tahu apa itu EDOM. EDOM adalah singkatan dari Evaluasi Dosen Oleh Mahasiswa. Bentuknya berupa kuisioner tentang penilaian kinerja dosen dalam menjalankan tugasnya mengajar mahasiswa. Bisa berbentuk tulisan, maupun Online. Dikampus saya pengisiannya adalah Online. Ini merupakan syarat penting jika ingin mengisi KRS. Kalau EDOM belum diisi, otomatis KRS nggak bisa dibuka di Portal Akademik.
Hal tersebut sebenarnya tidak keberatan saya lakukan. selama 6 semester yang telah saya lewati, saya selalu mengisi Evaluasi tersebut dengan teliti, berharap dosen yang di evaluasi dapat mengubah cara mengajar dan kebijakan2nya yang mungkin merugikan mahasiswa. Namun untuk di semester 7 ini, Tidak !, saya tidak melakukan evaluasi dengan teliti lagi. Dan untuk semester selanjutnya juga tidak akan .
Sejak seorang dosen berkata, "saya tidak tahu isi EDOM itu apa, punya saya saja belum pernh saya baca". nah sejak itu saya mulai berfikir, ternyata tak ada guna capek-capek baca dengan teliti dan mengisi selama hampir 1 jam demi perubahan dari para dosen. Toh dosennya aja nggak ada baca Evaluasi buat dia. Jadi Apa Guna EDOM ? , jika aspirasi dan unek-unek mahasiswa tidak sampai ke dosen yang bersangkutan. Pantas saja selama ini tetap tidak ada perubahan dari dosen-dosen yang killer.
Nah, kalian bisa lihat print screen EDOM yang saya isi pada semester ini,
oke abaikan..
Mungkin dibeberapa Universitas tahu apa itu EDOM. EDOM adalah singkatan dari Evaluasi Dosen Oleh Mahasiswa. Bentuknya berupa kuisioner tentang penilaian kinerja dosen dalam menjalankan tugasnya mengajar mahasiswa. Bisa berbentuk tulisan, maupun Online. Dikampus saya pengisiannya adalah Online. Ini merupakan syarat penting jika ingin mengisi KRS. Kalau EDOM belum diisi, otomatis KRS nggak bisa dibuka di Portal Akademik.
Hal tersebut sebenarnya tidak keberatan saya lakukan. selama 6 semester yang telah saya lewati, saya selalu mengisi Evaluasi tersebut dengan teliti, berharap dosen yang di evaluasi dapat mengubah cara mengajar dan kebijakan2nya yang mungkin merugikan mahasiswa. Namun untuk di semester 7 ini, Tidak !, saya tidak melakukan evaluasi dengan teliti lagi. Dan untuk semester selanjutnya juga tidak akan .
Sejak seorang dosen berkata, "saya tidak tahu isi EDOM itu apa, punya saya saja belum pernh saya baca". nah sejak itu saya mulai berfikir, ternyata tak ada guna capek-capek baca dengan teliti dan mengisi selama hampir 1 jam demi perubahan dari para dosen. Toh dosennya aja nggak ada baca Evaluasi buat dia. Jadi Apa Guna EDOM ? , jika aspirasi dan unek-unek mahasiswa tidak sampai ke dosen yang bersangkutan. Pantas saja selama ini tetap tidak ada perubahan dari dosen-dosen yang killer.
Nah, kalian bisa lihat print screen EDOM yang saya isi pada semester ini,
EDOM Teknik |
tanpa membaca-baca lagi, langsung saja ceklis TIDAK TAHU ( nomor 3 ). Keterangan :
1 =Sangat Tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = Tidak Tahu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. Yang disebelah kiri adaah pernyataan.
Diatas dapat terlihat ada judul mata kuliah dan dosen ke-1. Walaupun dosen yang mengampu Mata Kuliah tersebut hanya satu, tetap harus isi 2, bikin capek aja.wkwk. Nah berikut ini sambungannya untuk dosen kedua.
Ternyata dengan menceklis Tidak Tahu semua, itu lebih mempercepat pengisian, *yajelaslah . Nggak perlu baca langsung aja isi :D . Dan lucunya lagi, beberapa pertanyaan ada yang bolak-balik . contoh :
- Dosen selalu hadir memberi perkuliahan
- Dosen jarang hadir memberi perkuliahan
Kalau opsinya seperti itu, tentu jawabannya dibalik-balikkan aja. hehe. Namun tetap saja untuk semester ini saya ceklis TIDAK TAHU.
Pengisian ini kurang efektif jika dibuat secara Online. Karena memang ternyata tidak sampai ketangan dosen bersangkutan. Sebaiknya bisa dibuat secara tertulis biar langsung diantar kepada dosen bersangkutan. Jadi sedikitnya pasti dia ada membaca kritikan mahasiswa. Atau juga dengan kotak saran, atau surat kaleng..hehee
sekali lagi, semoga penyakit-penyakit kronis brionkits bisul sial tidak membuang beraknya dikotak komentar.
Hahah emg dasar penyakit2 tuh, hhe
BalasHapusHhmm ya mending milih gak tahu aja mah dri pda cpek2 jawab trnyt gak dbaca, untung gak ad dkmpus ku :)
iya va, percuma aja diisi ..hha
Hapusbaguslah kalau ga ada, memang ga guna..hhaha
saya kuliah sudah 5 tahun (hampir DO), GA ADA PERUBAHAN APAPUN DARI DOSEN WALAUPUN SUDAH MENGISI ATAU BELUM...
Hapusterkadang masalah bukan pada dosen, tapi pada kasus saya masalah muncul karena ada kebijakan fakultas yang bertentangan dengan pelaksanaan perkuliahan...
di mana tu kalau protes yg kasusnya kayak gitu?
dan ada hal menarik lagi, "DOSEN-DOSEN bermasalah yang sangat ingin saya kritik malah dosen yang juga merangkap sebagai pengelola hasil kuisioner"
NAH MATEEE LOEEEEEE, klo ketahuan sapa yg kasih komen jelek semester depan bakal ga lulus lagiiiiii, aaaaaaa, semakin dekat dengan DO...
iya memang nggak efektif dan hanya memberi harapan palsu saja uedom itu. formalitas.
Hapussama persis bro, dosen2 saya juga gitu, yang sial tetap sial. nggak ngaruh...
hahaha parah, bahaya tuh kalau ngasi komen yang jelek2...ckckc...yang sabar sob
haha, untung kmaren pas aku ngisi krs edomnya aku jawab asal"an.. ternyata bener, emang dosennya gak pernah baca itu.. jadi percuma diisi secara teliti, buang" waktu :D
BalasHapussebenarnya tergantung univ nya juga, mungkin aja dikampus kamu gak kayak kami..haha
Hapuspakai surat kaleng lebih bagus :P
Koflok pesan pembukanya gituan mana ada kata kata bisul jadi jiji gue ahaha
BalasHapussamaaa peraturan di kampus saya juga gitu, setiap mau liat nilai online ditagih mulu ngisi kuesioner ya udah close tab lagi -_-
BalasHapuspasti nyebelin bnget kan??
Hapuskalau dipikir-pikir kesalahan bukan pada pesawat televisi anda, sebab kenapa EDOM tidak sampai ketangan dosen yang bersangkutan dan juga ternyata dosennya sendiri tidak tahu apa itu EDOM, berarti pihak kampus sendiri tidak pernah mengsosialisasikan EDOM kepada para dosen, dan kemudian pihak yang mengelola EDOM secara online tidak pernah menyampaikan hasil EDOM tersebut kepada dosen yang bersangkutan, jadi birokrasi kampus-lah yang sebenarnya perlu dibenahi...jangan hanya mahasiswa yang dibuat repot dengan EDOM...tapi dosennya ternyata tidak tahu menahu apa itu EDOM....cuappeeeekkk dech :)
BalasHapushmm iya iya benar juga, dosen tidak tau karena mungkin dari pihak kampusnya tidak menyerahkan hasil evaluasi itu..betul sob, birokrasi kampus yang harus dibenahi, tapi memang ada juga beberapa dosen yang memang ga mau peduli evaluasi untuk dirinya
Hapuspada kasus saya, dosen PA saya ga tau apa itu EDOM, ga pernah buka dan di bidang perkuliahan yang sebenarnya dekat dengan teknologi, dia sangat gaptek, Ya ALLAH...
Hapuswes buka kartu, maaf, boleh curhat ya? saya mahasiswa DKV (desain komunikasi visual) semester 10, WHAAAAT????(sudah mendekati DO, jangan kaget please), pernah suatu hari saya ga bisa mencetak KRS karena IP kurang dari 2, ada pernyataan harus minta persetujuan PA untuk mencetak KRS, waktu mencoba meminta persetujuan PA, dosen PA saya ngotot meminta cetakan KRS untuk tanda tangan, lha padahal KRS ga bisa dicetak klo belum ada persetujuan PA, dia ngotot, "lha klo kamu ga bawa cetakannya, apa yang harus saya tanda tangani?, ini karena kamu ga ngisi EDOM, kamu harus ngurus di bagian teknis" (WTF!!!), akhirnya saya pergi ke TU, pertama orang TU yg tahu saya anak DKV mukanya cemberut (sudah terkenal anak DKV di tempat saya ruwet(muncul pertanyaan baru, klo sampe semua mahasiswanya ruwet, ini yg ga beres mahasiswa atauuuuuu???)), tapi begitu saya bilang dosen PA saya si "PS", mendadak orang tersebut berubah ekspresi (seperti ekspresi orang yang merasa kasihan, huf), staf tersebut kemudian mengatakan "mas, itu dosen kamu yg kemarin ga ikut penyuluhan, klo mau memberi persetujuan dia harus log in dengan ID dosen, kemudian dia baru memberikan persetujuan KRS lewat ID dia, percuma di kasih tanda tangan, yg tahu password dan IDnya ya cuma dosen itu sendiri mas, kita ga ada wewenang untuk membuka IDnya, coba masnya ajari dosennya buat buka segel KRSnya langsung ke dosennya"...
setelah itu keesokan harinya langsung memberikan prifat kepada dosen PA buat buka segel KRS biar bisa dicetak, tapi masalah ga berhenti disitu saja, dosen PA saya ga melihat kalau ternyata KRS yg disetujui untuk semester sebelumnya, dan saya yg mencoba mengingatkan malah langsung diomeli untuk masalah lain yg ga berkaitan (FUUUUUUUUUCCCKKKKK, maaf), ujung-ujungnya KRS tetap tidak bisa dicetak...
akhirnya saya cetak KRS dengan memodifikasi KRS teman saya yg lain menggunakan notepad...
berkaca sedikit dari hal tersebut, bisakah anda bayangkan apa yg menyebabkan saya tidak segera lulus kuliah?
bisakah anda bayangkan jika nilai yg muncul semua random, dan saat anda klarifikasi, masalah malah jadi lebih panjang?
kadang anak yg tidak pernah kuliah malah dapat nilai lebih bagus (benar-benar random bro).
dosennya sendiri tidak pernah masuk sesuai jadwal, kadang malah tidak hadir, tapi saat mahasiswa tidak masuk pasti langsung jadi masalah...
dan dosen-dosen seperti tersebut di atas malah mengajar banyak mata kuliah penting...
dan percayakah anda, UNIVERSITAS SAYA UNIVERSITAS NEGERI!!!
sukar dipercaya? percayalah, ini nyata...
wkwkw dosen DKV kok gaptek ya ?? :D
Hapuswalah walahh , parah banget sob. Itu dosen sungguh menyusahkan mahasiswa. Dosen-dosen yang gituan lebih baik segera ditegur.
saya mengerti yang kmu rasakan..karena dikampus saya juga lumayan sering kasus2 yang mirip seperti itu.
memang kalau kuliah ini faktor KEBERUNTUNGAN begitu besar. saya juga mengalami, kadang teman2 ada yg dapat nilai bagus gara2 berhasil ngeliat kopekan waktu ujian, padahal dia gak ada belajar. Nilai-nilai yang diberi dosen juga kadang tidak objektif. banyak sekali dosen yang tidak tau kemampuan mahasiswa . saya sering berada pada point yg idak menguntungkan..dapat nilai D diantara teman2 yang banyak dpat B. bahkan E juga sering..padahal saya merasa tidak sebodoh itu kok.
ada lagi dosen saya yang sialan bgt. ngasi tugas survey dijalanan panas2an. tugasnya berkelompok. tapi yg ngerjain paling banyak saya sendiri. mulai ngolah data, bikin persentase, video..tapi nilai akhir saya dapat D. hanya gara2 UAS. UTS saya sudah tinggi padahal..terus dimata kuliah yg sama, saya ikut semester pendek...bulan puasa disuruh survey panas2an lagi, 2x pula. saya sendiri yg kerja dalam kelompok. eh dapat D lagi...anjriittt...dosen kampret semoga dia ditabrak truk deh..teman2 sekelompok saya ada yg dapat C, padahal dia gak kerja...memang beruntung sekali dia..dan dosen yg satu ini memang paling dibenci oleh mahasiswa...
sabar sob, jalani aja dan jangan pernah menyerah. kalau masalah udah semester 10 saya sama sekali tidak kaget, karena dijurusa saya rata2 malah tamat semester 12. bahkan ada yg 14 semester. dan saya sendiri juga sudah tak mungkin tamat 4 tahun...pasti juga akan merasakan semester 10.
pokoknya kita jangan pernah menyerah, ikuti saja alur yg dibuat dosen, walau dihati terasa emosi, tapi kita memang nggak bisa berbuat apa2...
kalo di kampus gua sih secara tertulis, tiap udah beres UAS satu MK tar ada EDOM tertulisnya .
BalasHapussemoga aspirasi gua dan temen-temen bisa terealisasi dah :)
sebaiknya memang gitu hen..jadi dosennya langsung baca..
Hapusiya bener, gua suka nyeletuk bebas aja .
Hapusapalagi ke dosen yang tingkahnya bikin gua mencret ~,~
EDOM-nya online, ya? Waktu masih kuliah beberapa bulan yang lalu, saya masih sempat juga isi EDOM yang tidak online. Bedanya mungkin (mungkin aja beda), EDOM yang berserakan itu diproses sama satu departemen dan [katanya] disampaikan di rapat dosen. Berubah nggak-nya dosen? Gak peduli, soalnya dosenku semuanya CUEK! Hehehehe...
BalasHapushahaa..kalau dosennya cuek tapi baik hati nggak masalah sih bng, tapi kalau kejam..oh no :o
Hapusoh EDOM ya namanya. emang lebih enak yang tertulis, lebih cepet.
BalasHapusklo di kampus sy biasanya di paling akhir ada kotak kritik saran, karena emang ga yakin bakal sampe ke dosen, saya anggap kotak itu sebagai tempat curcol buat nyumpah serapahin dosen yg nyebelin :3
nah bagus tu kalau ada kotak saran. kami juga ada kotak saran, tapi aneh, harus sertakan identitas diri..jadinya males
Hapuspertanyaannya emg banya banget deh *_*
BalasHapus-____- gue masih gak ngerti istilah2 kaya KRS EDOM Kondom atau apalah itu, bang.. terlalu berat kyaknya heheh. bikin otak gue muncretin nanah 3 ember
BalasHapuswhat?? kondom juga ga ngerti?? wkwk..ntar kuliah lo pasti tau :)
Hapusmayan untuk pengalaman kuliah nanti. hehehehe amin. mudah mudahan penyakit penyakin itu tidak kambuh lagi. hahahaha
BalasHapushahaa..penyakit sialan tuh
Hapuswah,wah,wah..
BalasHapusjadi milih tidak tahu semua? :D
hebat.. hehehe
hehehe...mau gmna lagi , percuma diisi
Hapuswah EDOM dikampus lo ribet keknya ngisinya :) dikampus gue cuma selembar kertas ukuran 15cm x 7cm kyknya. tp bner tuh. buat apa men ngisi2 gt kalo dosennya sendiri gak baca .___.
BalasHapusenak tu yog, simple yg dikampus lo. kami juga pengen yg kayak gitu.
Hapusbetul ..
Informasi yang sangat menarik juga sobat
BalasHapusterima kasih sudah berbagi
ciyus? enelan?
Hapusmaacih
itu masnya yg atas dosen bukan ya?
Hapuswew, ada mata2...
bahaya brow...
wkwkwkwkw...
owh, pertamanya gak paham apa itu edom setelah baca lagi,
BalasHapusngerti
kalo dikampus gue namanya "kuisioner mahasiswa"
ya isinya nilai tentang kinerja dosen mata kuliah gitu,
adanya setiap akhir semester, abis UAS
iya sama aja kok dengan kuisioner..hehe
Hapuskalau ane selama semester 3 ina sih kagak ada sih kayak begituan, soalnya di kampus ane koreksi buat kinerja dosen itu langsung semi frontal...
BalasHapusmaksudnya itu hanya dosen tertentu yang minta di nilai... melalui kertas biasanya... tertulis
kalau kayak di tulisan masih belum
ooh gitu ya..berarti bagus tuh dosen yg seperti itu. berarti dia ada keinginan buat menutupi kekurangannya dimata mahasiswa. .dosen kami mah cuek2 aja..haha
Hapussaya dosen, salah satu perguruan tinggi negeri, saya juga mengelola EDOM Online.
BalasHapusmenurut hemat saya, EDOM dikampus kami sangat membantu dalam penilaian dosen.
1. untuk dosen kontrak, kami bisa lakukan untuk pemutusan kontrak, jika nilai EDOM nya rendah
2. untuk dosen PNS, memang tidak bisa dilakukan pemecatan sembarangan. harus ada unsur pelanggaran yang ditetapkan undang-undang, yang bisa dilakukan adalah menjadi rekomendasi dalam menaikkan pangkat/jabatan (untuk dosen sangat penting)
3. menjadi bahan evaluasi bagi dosen yang bersangkutan (klo ada dosen yang mengacuhkan hasil EDOM memang dosennya saja yang kurang peduli dan tidak mau berubah, padahal peningkatan untuk dosen adalah sebuah keniscayaan.